Defisit Perdagangan Di Indonesia Tahun 2014

Gambar
Neraca perdagangan (balance of trade) adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara nilai moneter antara ekspor dan impor. Neraca perdagangan biasa disebut dengan ekspor netto. Neraca perdagangan yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai moneternya melebihi impor, dan biasa disebut surplus perdagangan. Sementara itu jika neraca perdagangan menunjukkan kondisi negatif artinya nilai moneter impor melebihi ekspor, dan disebut sebagai defisit perdagangan.

Defisit secara harfiah adalah kekurangan dalam kas keuangan. Defisit biasa terjadi ketika suatu organisasi (biasanya pemerintah) memiliki pengeluaran lebih banyak daripada penghasilan. Lawan dari defisit adalah surplus. Hal pertama yang harus dicatat, munculnya kekurangan dalam pendanaan di banyak negara merupakan hal yang klasik. Pemerintah di banyak negara juga mengenal defisit anggaran, bahkan sebelum penemuan istilah anggaran umum. Dulu, negara meminjam dari pedagang dan rentenir saat dalam kondisi membutuhkan, khususnya untuk membiayai perang, seremoni dan festival kerajaan, dan menanggulangi bencana.

Terjadinya defisit anggaran diakibatkan oleh beberapa faktor penting, adakalanya dapat terjadi karena anggaran yang memang kurang, dan adakalanya pula cara atau metode pembiayaan yang mengakibatkan defisit. Defisit berarti, pemerintah mengkonsumsi lebih dari jumlah pendapatannya yang kemudian biaya kekurangannya itu diambilkan dari pendapatan individu. Ini artinya, total permintaan terhadap barang dan jasa berlebih jika dibandingkan dengan total penawaran. Pengertian ini dengan asumsi bahwa masyarakat terhalangi dari perdagangan luar negeri yang menyebabkan seluruh konsumsi individu harus ditekan untuk memberi ruang bagi konsumsi pemerintah yang berlebih.

Aapabila defisit anggaran didanai melalui prosedur pinjaman publik dalam negeri, tekanan moneter dari total permintaan pemerintah terhadap harga tidak akan terjadi, setidaknya dalam teori, karena sarana pembayaran individu yang kelebihan berhasil di serap, dan dengan demikian inflasi mata uang tidak terjadi karena kebijakan tersebut. Apabila defisit dibiayai oleh pinjaman Bank Sentral, penerbitan mata uang, maka tekanan inflasi harga mata uang mulai muncul sebagai akibat adanya alat pembayaran yang berlebih daripada penawaran yang ada. Adapun dalam sistem perekonomian yang terhubung dengan perdagangan internasional melalui ekspor dan impor, kelebihan konsumsi pemerintah dapat ditutupi oleh impor. Di sini, metode penanganan defisit juga berdampak besar terhadap konsekuensi yang muncul. Yaitu, apabila penanganan defisit anggaran ditutupi dengan penerbitan uang baru (ekspansi moneter) akan menyebabkan inflasi dan merosotnya nilai kurs mata uang lokal di hadapan mata uang aing. Pada akhirnya, penurunan kurs (nilai mata uang) juga akan meningkatkan defisit anggaran yang justru mempersulit penanganan defisit anggaran.

Hal inilah yang membuat cara seperti ini tidak dapat diterapkan secara kontinyu dalam kebijakan ekonomi. Oleh karena itu, ajakan untuk mencapai stabilitas harga dan tukar selalu terfokus pada penyeimbangan pertumbuhan pertukaran uang, yang juga selalu terfokus pada keharusan penyeimbangan antara anggaran suatu negara dengan tidak menutupi defisit anggarannya dengan instrumen moneter.

DEFISIT PERDAGANGAN DI INDONESIA
Menurut BPS pada tahun 2013 sampai bulan November, Indonesia mengalami defisit tertinggi sepanjang sejarah yaitu sebesar US$ 5,65 milyar atau sekitar 67 trilyun. Data impor Januari hingga November itu empat besarnya semua dari oil and gas related, Adapun jumlah impor dengan nilai tertinggi adalah kendaraan bermotor, yang berikutnya minyak mentah, lalu solar untuk industri dan bahan bakar diesel lainnya (Other Diesel Fuel), dan impor terbesar kelima adalah smartphone. Dibawah ini adalah kutipan dari artikel yang diambil dari merdeka dot com ditulis oleh Ahmad Baiquni mengenai kondisi defisit neraca perdagangan di Indonesia.

Neraca perdagangan Indonesia dalam kurun waktu Januari-Oktober 2013 berada pada posisi yang kurang mulus. Ini karena neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dalam kurun waktu tersebut.

“Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sepanjang Januari-Oktober 2013 defisit perdagangan mencapai USD 6,36 miliar”, ujar Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) M Riza Damanik melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/12).
Riza menerangkan, defisit tersebut terjadi lantaran besarnya nilai impor komoditas. Dalam hal ini, impor minyak dan gas bumi (migas) menjadi penyumbang terbesar defisit tersebut.
“Defisit perdagangan sebagian besar disumbang oleh impor migas sebesar USD 37,11 miliar dibanding ekspor sebesar USD 26,47 miliar atau mengalami defisit senilai USD -10,64 miliar,” ungkap Riza.
Sementara itu, kata Riza, defisit juga terjadi pada neraca transaksi berjalan dan neraca pembayaran.
“Defisit transaksi berjalan mencapai USD -24,276 miliar, sedangkan defisit neraca pembayaran mencapai USD -11,212 miliar,” pungkas dia.

PEMBAHASAN
Penyebab defisit perdagangan dalam artikel tersebut antara lain besarnya nilai impor komoditas migas dan non migas, akan tetapi migas menjadi penyumbang terbesar. Penyebab Indonesia sebagai pengimpor migas adalah konsumsi migas yang cukup tinggi, sebagaimana di beritakan Home News tanggal 20 Juni 2013. Pertumbuhan dari tahun ke tahun semakin meningkat yaitu sebesar 3 sampai dengan 4 persen. Dalam satu dekade tahun terakhir Indonesia menjadi konsumen terbesar ke 14 di dunia. Dan untuk Asia, Indonesia menduduki 5 besar setelah China, Jepang, India dan korea selatan.

Kebutuhan migas merupakan faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan aktivitas perdagangan Indonesia di luar negeri masih tetap stagnan, sehingga nilai impor masih tetap lebih dominan atau melonjak pada tahun 2014. Peningkatan tersebut disebabkan oleh produksi minyak dalam negeri terus menurun, sumur-sumur minyak tersedia di indonesia, tetapi tidak berproduksi. Peningkatan tersebut juga bisa dipicu dengan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Saat ini nilai tukar rupiah sudah berada di kisaran Rp 12.200 per dollar AS (Noverius Laoli).

Perekonomian Indonesia mencatat pertumbuhan terendah dalam 4 tahun pada kuartal ketiga tahun ini seiring dengan pelemahan ekspor dan lesunya tingkat permintaan domestik. Pelemahan ekspor terjadi akibat turunnya permintaan dari negara-negara tujuan utama ekspor serta penurunan harga komoditas. Sementara tingkat permintaan domestik terimbas kenaikan harga BBM dan tingkat suku bunga. Kenaikan harga bensin premium sebesar 44% dan solar sebesar 22% di pertengahan tahun ini mengakibatkan kenaikan ongkos transportasi dan tarif listrik, (detik.com).

Saat ini kami menilai bahwa isu makro ekonomi yang paling penting adalah seputar defisit transaksi berjalan. Indonesia telah mengalami defisit transaksi berjalan selama 8 kuartal berturut-turut, mulai dari kuartal keempat 2011. Meski defisit transaksi berjalan yang pada kuartal kedua 2013 sebesar 4,4% dari PDB telah menyempit menjadi 3,8% dari PDB di kuartal ketiga 2013, namun besaran ini masih belum dapat memperbaiki sentimen pasar terhadap Indonesia. Idealnya, defisit transaksi berjalan dapat dijaga di level maksimum 3% dari PDB. Menteri Keuangan Chatib Basri, awal bulan November 2013 mengatakan bahwa defisit transaksi berjalan bisa ditekan hingga 3,3-3,5% dari PDB, seiring dengan berkurangnya impor akibat pelemahan permintaan konsumen.

SOLUSI
Data neraca perdagangan menunjukkan bahwa defisit neraca perdagangan migas pada kuartal ketiga 2013 adalah sebesar US$5,856 milyar, melebar dibandingkan posisi defisit di kuartal kedua sebesar US$5,294 milyar. Untuk itu perlu kebijakan pemerintah yang tanggap untuk mengatasi ketergantungan pada impor migas, salah satu solusi yang memungkinkan adalah pemerintah harus membantu dalam meningkatkan kinerja kilang minyak atau dengan cara membangun kilang minyak baru.

Menteri Perdagangan Bayu Krisnamukti mengusulkan langkah fundamental antara lain:

  1. Diversivikasi energi minyak ke energi yang lain, yakni dengan penggunaan biofuel atau bahan bakar hayati/organik yang dapat dihasilkan secara langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri ataupun pertanian. Semisal: Biji jarak, Kelapa sawit (Crude Palm Oil) dan Biji bunga matahari.
  2. Untuk sektor transportasi, pemerintah mendorong penggunaan gas yang bisa ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan perusahaan otomotif, pemegang merk dan memperbanyak SPBU.
  3. Pembatasaan impor komoditas yang bersifat konsumtif

Solusi yang dapat kami usulkan yaitu dengan cara mencari bahan alternatif pengganti migas, bahan-bahan yang dapat di gunakan sebagai bahan pengganti tersebut yaitu ada delapan energi alternatif yang berpotensi untuk menggantikan peran minyak dan gas, antara lain:

a. Ethanol
Merupakan bahan bakar yang berbasis alkohol dari fermentasitanaman, seperti jagung dan gandum. Bahan bakar ini dapat dicampurdengan bensin untuk meningkatkan kadar oktan dan kualitas emisi.Namun, ethanol memiliki dampak negatif terhadap harga pangan danketersediannya.

b. Gas Alam
Gas alam sudah banyak digunakan di berbagai negara yang biasanya untuk bidang properti dan bisnis. Jika digunakan untuk kendaraan, emisi yang dikeluarkan akan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan minyak.

c. Listrik
Listrik dapat digunakan sebagai bahan bakar transportasi, sepertibaterai. Tenaga listrik dapat diisi ulang dan disimpan dalam baterai.Bahan bakar ini menghasilkan tenaga tanpa ada pembakaran ataupun polusi, namun sebagian dari tenaga ini masih tercipta dari batubara dan meninggalkan gas karbon.

d. Hidrogen
Hidrogen dapat dicampur dengan gas alam dan menciptakan bahan bakaruntuk kendaraan. Hidrogen juga digunakan pada kendaraan yang menggunakan listrik sebagai bahan bakarnya. Walaupun begitu, harga untuk penggunaan hidrogen masih relatif mahal.

e. Propana
Propana atau yang biasa dikenal dengan LPG merupakan produk dari pengolahan gas alam dan minyak mentah. tenaga ini sudah banyak digunakan sebagai bahan bakar. Propana menghasilkan emisi lebihsedikit dibandingkan bensin, namun penciptaan metananya lebih buruk 21kali lipat.

f. Biodiesel
Biodiesel merupakan energi yang berasal dari tumbuhan atau lemakbinatang. Mesin kendaraan dapat menggunakan biodiesel yang masihmurni, maupun biodiesel yang telah dicampur dengan minyak. Biodiesel mengurangi polusi yang ada, akan tetapi terbatasnya produk dan infrastruktur menjadi masalah pada energi ini.

g. Methanol
Methanol yang juga dikenal sebagai alkohol kayu dapat menjadi energi alternatif pada kendaraan. Methanol dapat menjadi energi alternatifyang penting di masa depan karena hidrogen yang dihasilkan dapat menjadi energi juga. Namun, sekarang ini produsen kendaraan tidak lagi menggunakan methanol sebagai bahan bakar.

h. P-Series
P-series merupakan gabungan dari ethanol, gas alam, danmetyhltetrahydrofuran (MeTHF). P-series sangat efektif dan efisienkarena oktan yang terkandung cukup tinggi. Penggunaannya pun sangatmudah jika ingin dicampurkan tanpa ada proses dengan teknologi lain.Akan tetapi, hingga sekarang belum ada produsen kendaraan yangmenciptakan kendaraan dengan bahan bakar fleksibel.
Sementara itu untuk sektor impor non migas di Indonesia juga cukup tinggi, sebagaimana di lansir dalam berita satu dot com, bahwa dalam satu dekade, Indonesia di perkirakan akan menjadi negara pengimpor barang dan jasa terbesar, karena belum mendasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Solusi yang dapat diusulkan antara lain:

  1. Membeli produk – produk nasional ketimbang barang impor, karena impor barang hanya akan mendorong nilai impor non migas Indonesia semakin meningkat. Misalnya buah, garam, atau produk-produk yang dapat di produksi dalam negeri lainya.
  2. Pemerintah mengeluarkan aturan penambahan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) walaupun imbahsnya tidak terlalu signifikan untuk mengurangi impor non migas (hatta Rajasa. liputan6.com, selasa 3/9/2013).
  3. Indonesia harus mengubah sistem perekonomian yang berbasis pada Iptek dan inovasi. Artinya Indonesia harus menggunakan bisnis dengan inovasi untuk menghasilkan nilai tambah dari sumber daya alam kita, dan untuk menghasilkanya harus dengan menggunakan teknologi.

Defisit neraca perdagangan tahun 2013 makin menunjukkan bahwa tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan neraca perdagangan selain mengendalikan impor migas. Bentuk konsumsi BBM domestik harus dikendalikan. Sudah banyak cara yang diwacanakan oleh pemerintah seperti pembatasan pembelian BBM bersubsidi di antaranya dengan mengeluarkan Peraturan Menteri ESDM No. 01 Tahun 2013 tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak. Peraturan ini memuat tambahan pengendalian BBM jenis premium dan solar untuk kendaraan dinas, pengendalian BBM untuk sektor kehutanan, serta sektor transportasi laut.

Pengaruh Subsidi BBM terhadap Neraca Perdagangan

Pengertian subsidi BBM berdasarkan RAPBN dan Nota Keuangan adalah pembayaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia kepada Pertamina dalam situasi di mana pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas menyediakan BBM di tanah air lebih rendah dibanding biaya yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut.

Membaiknya perekonomian Indonesia diiringi membaiknya kehidupan masyarakat, terlihat dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor setiap bulan. Untuk mempertahankan kuota BBM bersubsidi yang disetujui oleh pemerintah dan DPR maksimal sebesar 46 juta kiloliter (kl) dirasakan sangat berat oleh Menteri ESDM. Konsumsi BBM bersubsidi yang berlebih disebabkan kebijakan pembatasan BBM bersubsidi kalah cepat dibanding pertumbuhan jumlah mobil di Tanah Air. Kendaraan-kendaraan pribadi ini juga lebih sering memakai BBM bersubsidi dibanding BBM non-subsidi.

Menurut Kepala BPS, tahun 2012 merupakan titik terendah produksi gas, diperkirakan tahun ini merupakan titik terendah produksi minyak, sekitar 840.000–850.000 barrel per hari (BPH). Sedang kebutuhan BBM bersubsidi tahun 2013 diprediksi 50 juta kl hingga akhir tahun. Kebutuhan energi yang besar di dalam negeri harus dikompensasi dengan mendatangkan migas dari luar yang cukup besar. Jika pola ini diteruskan di tengah situasi ekonomi dan energi dunia yang kompetitif akan sulit mencapai peningkatan perekonomian yang lebih tinggi. Beragam cara pengendalian dilakukan pemerintah untuk menekan konsumsi BBM, namun tidak membuahkan hasil maksimal. Keterdesakan penyediaan BBM dilakukan dengan melakuan importasi minyak yang semakin tinggi dari tahun ke tahun.

Dibutuhkan keseriusan bukan hanya di sektor kebijakan, namun juga pada kemampuan mengeksekusi dan implementasi kebijakan tersebut. Bank Indonesia mencatat, tingginya impor migas tersebut diperkirakan akan meningkatkan kebutuhan likuiditas valas domestik. Melihat kondisi seperti ini pemerintah harus segera melakukan upaya penyelamatan bagi neraca perdagangan khususnya dalam jangka pendek, yakni dengan cara mengurangi ekspor minyak mentah dan mengurangi subsidi bahan bakar minyak yang angkanya terus meningkat tajam. Dalam jangka menengah dan panjang pemerintah harus mengoptimalkan pasar Asia, seperti China dan India, untuk tujuan ekspor produk non-migas di mana angka konsumsi di negara-negara itu masih tumbuh tinggi. Selain itu, ekspor sektor industri harus ditingkatkan dan jangan terlalu tergantung pada ekspor komoditas yang sangat rentan terhadap gejolak luar negeri.

Strategi Subsidi BBM untuk Mengurangi Defisit Neraca Perdagangan

Beberapa cara mengatasi defisit yaitu dengan menghapus subsidi atau menaikkan harga BBM bersubsidi. Hal tersebut akan berdampak pada ketidakstabilan harga hingga meningkatnya inflasi. Tindakan yang harus dilakukan Pemerintah adalah merumuskan subsidi agar tepat sasaran, sehingga pada saat pendistribusian subsidi BBM tidak menimbulkan ketidakadilan. Pengalaman menunjukan, masih ada BBM bersubsidi yang digunakan oleh kalangan menegah ke atas.

Menurut Menteri Perekonomian, ada tiga opsi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penggunaan BBM yaitu opsi pertama dengan menggunakan IT (information technology). Caranya dengan memasang chip di setiap mobil. Melalui sistem yang online secara nasional maka setiap mobil yang telah dipasangi chip akan terpantau penggunaan BBM-nya. Data megenai jumlah penggunaan BBM dalam satu bulan akan terpantau secara otomatis. Begitu pun ketika ada mobil pribadi yang menggunakan BBM subsidi maka chip itu akan mengunci secara otomatis sehingga mesin pengisian SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) tidak dapat melakukan pengisian dengan BBM bersubsidi.

Menurut perkiraan, anggaran yang diperlukan untuk menjalankan sistem IT ini mencapai Rp800 miliar per tahun. Pertamina tidak perlu khawatir akan anggaran untuk sistem ini, karena bisa diambilkan dari deviden. Dengan chip ini mobil juga tidak bisa membeli BBM melebihi kuota yang sudah ditetapkan.

Opsi kedua, dengan melakukan konversi, opsi ini akan sangat mengurangi konsumsi BBM. Untuk mengurangi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, pemerintah menawarkan konversi pemakaian BBM ke bahan bakar gas (BBG).
Opsi ketiga, Indonesia memberlakukan Nilai Oktan 90. Saat ini premium menggunakan Nilai Oktan 80 sementara pertamax memiliki Nilai Oktan 92. Jika Nilai Oktan 90 diberlakukan maka kelasnya bisa di atas premium tetapi masih di bawah premium sehingga bisa ditawarkan di kisaran Rp7.000.

Pemerintah pernah melakukan tiga kali penyesuaian harga yaitu pada 2005 (Maret dan Oktober) dan 2008 (Oktober), di mana dalam perjalanan penyesuaian harga BBM bersubsidi berdampak luas kepada perekonomian nasional. Penyesuaian harga memiliki efek langsung maupun tidak langsung, antara lain terkait dengan peningkatan jumlah masyarakat miskin, inflasi, beban biaya produksi nasional, biaya transportasi, serta daya beli masyarakat. Menjaga daya beli masyarakat untuk menopang pertumbuhan ekonomi nasional semakin dibutuhkan ketika melesunya perekonomian global. Selain itu, kenaikan sejumlah kebutuhan pokok seperti daging, bawang merah dan bawang putih telah mendorong inflasi Januari–Februari 2013 mencapai 1,79 persen. Kalau penyesuaian harga BBM bersubsidi dilakukan maka tekanan inflasi untuk 2013 akan menjadi lebih besar lagi, demikian pula dampak turunannya terhadap perekonomian nasional.

Bila melihat pengalaman solusi mekanisme harga melalui penyesuaian harga BBM dan dampak turunannya, serta konstelasi ekonomi global yang kurang menggembirakan, tampaknya pengendalian BBM bersubsidi menjadi opsi yang paling tepat sebagai solusi jangka pendek.

Diharapkan dengan kebijakan pengendalian BBM bersubsidi dapat membawa manfaat nyata masyarakat Indonesia. Hal-hal yang harus dilakukan adalah pengendalian BBM bersubsidi agar benar-benar tepat sasaran, dukungan perangkat kebijakan operasional dan pengawasannya yang ketat pada tataran praktis dan serta kesepahaman dan dukungan dari pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.

PENUTUP
Defisit Neraca Perdagangan Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh besarnya defisit sisi neraca perdagangan migas. Defisit neraca perdagangan cukup mengkhawatirkan karena nilainya akan selalu meningkat. Salah satu upaya untuk memangkas defisit adalah dengan menaikan harga BBM bersubsidi karena defisit banyak disumbang oleh transaksi perdagangan migas. Pengendalian BBM bersubsidi merupakan salah satu cara dalam menjembatani kesehatan fiskal tanpa membahayakan perekonomian nasional secara keseluruhan, serta proteksi kepada penduduk miskin dan hampir miskin. Pengendalian BBM bersubsidi juga ditujukan untuk mengurangi risiko terlampauinya kuota BBM bersubidi yang telah disepakati antara Pemerintah dan DPR pada tahun ini.

Untuk mengatasi masalah kelangkaan bahan bakar bersubsidi, pemerintah perlu menganalisa dan memilih strategi mana yang merupakan usaha untuk menjadi jalan keluar dan menentukan tindakan alternatif yang paling baik untuk mengatasi kelangkaan bahan bakar bersubsidi ini. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah dampak penghapusan subsidi BBM terhadap masyarakat, pelaku ekonomi dan keuangan negara, pelaksanaan skenario penghapusan akan dilakukan secara bertahap atau sekaligus, dampak penghapusan BBM terhadap daya saing dan peluang usaha Pertamina serta merumuskan setting pricing policy yang sebaiknya ditempuh pemerintah dalam rangka mencapai kondisi optimal untuk perekonomian.

DAFTAR PUSTAKA

“Defisit Perdagangan Akibat Kegagalan Pengendalian BBM,” http://bisniskeuangan. kompas.com, diakses 13 Januari 2014.
“Economic Profile,” http://www.kemendag. go.id, diakses 13 Januari 2014.
“RI Kesulitan Kurangi Impor Migas,” http:// http://www.republika.co.id, diakses 13 Januari 2014.
“Impor Migas Kembali buat Defisit Neraca Perdagangan,” http://www.merdeka.com, diakses 13 Januari 2014.
“Defisit perdagangan Indonesia capai USD 6,36 M tahun 2013,” http://www.merdeka.com, diakses 13 Januari 2014.
“Ada Impor BBM, Garam, dan Daging Bikin Defisit Perdagangan RI Tak Bermutu,” http://www.detikfinance.com, diakses 13 Januari 2014
“Defiait Perdagangan,” http://www.wikipedia.co.id, diakses 13 Januari 2014
“Kepala BKF: Impor ponsel salah satu pemicu defisit.” http://www.kontan.co.id, diakses 15 Januari 2014
“Defisit Neraca Perdagangan Catat Rekor Terbesar.” http://www.tempo.co.id, diakses 15 Januari 2014
“Kenaikan BBM Rp 2.000/Liter Tak Ampuh Tekan Impor.” http://www.liputan6.com, diakses 17Januari 2014

 

Lampiran
Defisit perdagangan Indonesia capai USD 6,36 M tahun 2013
Reporter : Ahmad Baiquni

Merdeka.com – Neraca perdagangan Indonesia dalam kurun waktu Januari-Oktober 2013 berada pada posisi yang kurang mulus. Ini karena neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit dalam kurun waktu tersebut.
“Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, sepanjang Januari-Oktober 2013 defisit perdagangan mencapai USD 6,36 miliar,” ujar Direktur Eksekutif Indonesia for Global Justice (IGJ) M Riza Damanik melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (29/12).
Riza menerangkan, defisit tersebut terjadi lantaran besarnya nilai impor komoditas. Dalam hal ini, impor minyak dan gas bumi (migas) menjadi penyumbang terbesar defisit tersebut.
“Defisit perdagangan sebagian besar disumbang oleh impor migas sebesar USD 37,11 miliar dibanding ekspor sebesar USD 26,47 miliar atau mengalami defisit senilai USD -10,64 miliar,” ungkap Riza.
Sementara itu, kata Riza, defisit juga terjadi pada neraca transaksi berjalan dan neraaca pembayaran.
“Defisit transaksi berjalan mencapai USD -24,276 miliar, sedangkan defisit neraca pembayaran mencapai USD -11,212 miliar,” pungkas dia.

Tinggalkan komentar